KITABMAOP

Untuk Mengingat Dan Melawan Kesepian

Post Top Ad

#hastek

ESSAI (70) BERITA MEDIA (47) CATATAN HARIAN (47) GoBlog (12) PUISI (11) CERPEN (8)

06 September 2016

9/06/2016 12:46:00 AM

Kemenpar Ajak Pegiat Media Sosial Promosikan Wisata di Aceh

Kadisbudpar Aceh, Reza Fahlevi saat mengajak pegiat media sosial di Aceh untuk terus mendukung pariwisata Aceh

BANDA ACEH - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Nusantara melakukan bimbingan teknis Optimalisasi Peningkatan Wisata Halal Melalui Media Sosial, acara itu berlangsung di Hotel Oasis Atjeh, Selasa, 06 September 2016.

Acara itu diikuti oleh penggiat komunitas berbagai media sosial tersebut bertujuan untuk mengajak kaum muda kreatif untuk terus mempromosikan wisata melalui media sosial.

Kepala Bidang Targer Pasar, Kemenpar, Katijah dalam sambutan mewakili panitia menyebutkan bahwa bimtek optimalisasi ini juga telah dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat beberap waktu yang lalu. 

“Salah satu strategi untuk tingkatkan pemahaman wisata halal dengan pelibatan anak muda kreatif melalui media sosial,” ujarnya.

Sedangkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, Reza Fahlevi menyebutkan tentang pentingnya peran media sosial untuk mengkampanyekan wisata halal di Aceh. 

"Sama sama kita ketahui, peran digital sangat penting dalam mempromosikan wisata halal ini" ujar Kadisbupdar Aceh ini. Reza Fahlevi menyebutkan promosi wisata di Aceh selama ini didukung oleh berbagai komunitas media sosial di Aceh.

"Berbagai potensi di Aceh ini karena didukung oleh rekan-rekan komunitas dan foto yang diupload oleh komunitas. Selama ini komunitas sangat aktif mendukung. Kami sampaikan, kita juga sudah menyusun branding the light of Aceh. Jadi ini mudah mudahan potensi yang dimiliki oleh komunitas, agar dapat memudahkan kawan kawan dalam promosi yang tepat, "tambahnya Reza lagi.

Sementara itu, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar,  Watie Moerany S, M. Hum saat membuka acara Bimtek Optimalisasi menyampaikan  berbagai strategi yang sudah dibuat oleh Kementerian Pariwisata, membuat tim percepatan halal.

"Kemenpar juga saat ini sedang membuat Kompetisi Wisata Halal 2016. Aceh terdapat 4 tempat diikutkan dalam kompetisi yang akan berakhir vote pada tanggal 15 september 2016," Sebutnya.

Watie Moerany menyebutkan kekagumannya terhadap potenis budaya Aceh, ia menyampaikan perlu adanya peningkatan sumberdaya manusia untuk mendukung terhadap wisata ke depannya. 

"Setelah ini nantinya akan dikukuhkan Generasi Pesona Indonesia (Genpi) wilayah Aceh. Generasi muda diharapkan jadi garda terdepan mempromosikan wisata halal untuk masyarakat luas," ujar Watie Moerany yang disambut tepuk tangan para peserta.

Kegiatan optimalisasi peningkatan wisata dihadiri oleh 60 peserta dari berbagai komunitas pegiat media sosial. Hadir sebagai narasumber  antara lain, Taufan Rahmadi, ia merupakan creative strategic expert yang mana pada tahun 2015 berhasil mengantarkan Lombok memenangkan World Best Halal Tourism. Siti Chotijah (Team Leader Communication Strategy and Media Relations Volunteer  Wonderful Lombok Sumbawa), lalu ada  Don Kardono (Staf Ahli  Menpar Bidang Publikasi).

Sedangkan narasumber dari Aceh, hadir Aulia Fitri (Co-Founder Aceh Blogger  Community, Anggota Tim  Wisata Halal Disbudpar Aceh). Selanjutnya dari blogger Aceh, Makmur Dimila  (Co-Founder Safariku.com, Redaktur Tabloid Pikiran Merdeka).

Pada akhir sesi bimtek tersebut, para peserta diajak untuk ikut mendukung destinasi wisata halal Aceh yang sedang kompetisi di situs http://halaltourism.id/ atau di bit.ly/voteaceh. yok []

[]

05 September 2016

9/05/2016 07:02:00 AM

Asyiknya Pesona Wisata Desa ala Gampong Nusa

salah satu sudut gampong Nusa dengan areal sawah dan pemandangan yang indah

Jika Anda masyarakat urban mulai jenuh dengan aktivitas kota, tak ada salahnya sekali waktu berkunjung wisata ke desa ini. Selama ini wisata masih identik dengan pantai dan tempat bersejarah, wisata desa bisa jadi referensi baru bagi anda yang ingin menikmati suasana dengan beragam aktivitas masyarakat di Gampong Nusa ini.

Untuk berkunjung ke Gampong Nusa, saya menempuh jalan bermotor dengan waktu 20 menit dari pusat kota Banda Aceh ke arah Lhoknga. Tepatnya pada kilometer 9 setelah Lapas Lhoknga atau setelah SPBU Braden. Sebuah Simpang tiga yang merujuk ke kiri, anda akan menemukan pintu gerbang Gampong Nusa yang dipugar sedemikian rupa.

pintu gerbang gampong Nusa di pinggir jalan Banda Aceh  arah Meulaboh

Memasuki jalan Wisata Gampong Nusa, anda akan disambut pemandangan kiri-kanan jalan dengan area pegunungan dan sawah membentang luas. Sedikit mendaki bukit kita akan bertemu dengan rumah rumah penduduk yang agak padat. Pemandangan suasana gampong, dengan anak anak bermain sepeda di jalan desa.

Minggu, 28 Agustus 2016 kali kedua saya mengunjungi Gampong Nusa. Sebulan sebelumnya saya sempat berkunjung ke Gampong Nusa atas ajakan dari Rubama, salah seorang warga setempat yang cukup aktif berperan dalam mengembangkan Wisata Berbasis Masyarakat di Gampong Nusa. Rubama, pemudi yang aktif di LSM Solidaritas Perempuan.
dua wisatawan asing berkunjung ke gampong Nusa, mereka ikut menyaksikan Saweu Nusa, Minggu 28 Agustus 2016
Tahun 2013, Ru –sapaan akrabnya- mendapat penghargaan dari Tabloid NOVA; Perempuan Inspiratif Nova 2013. Penghargaan itu diberikan kepada tokoh perempuan inspirasi di seluruh Indonesia. Saya mengenal Ru sejak tahun 2007, ia kebetulan juga aktif di Fatayat NU, Ormas Badan Otonom untuk pemudi Nahdlatul Ulama.

Minggu, 28 Agustus itu Komunitas Al Hayah bekerjasama dengan Mahasiswa Universitas Syiah Kuala yang sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Pengabdian Masyarakat (PPM) 10 mengadakan acara Saweu Nusa; Jak Beu Toe, Kalon Beudeh. Datanglah mendekat, Lihat dengan jelas.

Hari itu Nusa juga kedatangan Gilang Ramadan, drummer nasional ternama di Indonesia yang lakukan syuting bermain drum. Gilang berkolaborasi dengan sanggar rapai Al Hayah. Bagi anda yang tertarik ingin belajar rapai, bisa berkunjung ke gampong Nusa setiap malam pada sesi latihan selepas insya, kecuali malam Jumat.

Saweu Nusa berlangsung sejak pagi hingga jelang sore hari dengan serangkaian acara Promosi Potensi Desa, Wet-Wet Gampong Nusa, Tampilan Seni Tradisi dan Permainan Tradisional. Gampong Nusa hadir berbagai ragam komunitas warga untuk mendukung upaya desa wisata, salah satunya Komunitas Al Hayah sanggar seni budaya terdiri dari para pemuda pemudi yang aktif melestarikan seni tradisi Aceh.
Sanggar Rapai Gampong Nusa berkolaborasi dengan drummer nasional, Gilang Ramadan. Sanggar ini sudah pernah tampil di Jepang pada tahun 2015 | foto; M. Iqbal / +I Love Aceh 

Komunitas itu didirikan atas inisiatif para pemuda yang ingin melestarikan seni budaya Aceh. Tidak cuma Al Hayah,  di Nusa anda akan menemukan Nusa Creatif Community (NCC), komunitas ini bergerak dalam bidang pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomis.

Saya kemudian bertemu dengan Muhammad Khaidir, kepada saya ia mengaku baru dua hari menerima SK sebagai Pj Geuchik Gampong Nusa.

“Umur saya sebenarnya masih sangat muda, Bang. Tapi saya dipercaya oleh masyarakat untuk jadi Pj Geuchik sementara waktu” ujar lulusan Sarjana Teknik Sipil Unsyiah ini kepada saya.

Kesan sebagai Geuchik tampak sebagai pemimpin dari penampilan Khaidir. Ia hadir di tengah tengah warga masyarakat dan mahasiswa bersama para pemuda dalam mempersiapkan acara. Penampilannya sederhana, hari itu Khaidir memakai baju batik, berlengan panjang, ia memakai peci hitam khas Aceh.

Menurut Khaidir, potensi wisata desa ala gampong Nusa yang sudah mulai tumbuh saat ini berkat kerja keras seluruh masyarakat gampong. Kegiatan Wisata Desa dikelola oleh Lembaga Pariwisata Nusa (LPN), para pengurus di dalamnya terdiri dari seluruh masyarakat, dari kaum ibu-ibu, pemuda, remaja gampong.
Penanmpilan tarian dari Komunitas Al Hayah, sanggar ini melestarikan tarian tarian Aceh.

Di LPN inilah, setiap ada rombongan tamu yang berkunjung ke gampong Nusa akan diterima dengan baik. Khaidir menyebutkan, beberapa waktu lalu sekitar 30 siswa dari Provinsi Gorontalo juga pernah home stay (menginap) di rumah-rumah penduduk gampong Nusa selama 2 hari.

“Nah di LPN inilah, ketika ada tamu yang ingin menginap. LPN akan menentukan di rumah siapa saja para tamu akan menginap. Pelayanan layaknya kita menerima tamu. Segala sajian makan khas Aceh akan disediakan oleh tuan rumah” Ujar Khaidir. Hal ini juga pernah disampaikan oleh Rubama kepada saya. Rubama bahkan mengatakan, tamu wisata dari Malaysia sudah pernah beberapa kali menginap di gampong Nusa. Mereka ingin menikmati suasana bulan puasa di gampong Nusa.
kekompakan pemuda gampng Nusa bergotong royong seusai acara Saweu Nusa

Gampong Nusa menjadi sebuah icon baru desa wisata yang kreatif. Jarak jalan menuju ke desa dari Jalan Banda Aceh – Meulaboh menempuh jalan berbukit disambut dengan pemandangan pegunungan yang hijau. Rumah rumah penduduk gampong dipinggir sawah yang membuat suasana benar benar terasa di gampong.

Lembaga Pariwisata Nusa cukup kreatif mengemas paket wisata ala desa. Saat turun ke sawah misalnya, bagi wisatawan yang ingin merasakan bertanam padim bisa merasakan suasana menjadi petani. Wisatawan akan ke  milik warga, Gampong Nusa. Menikmati suasana areal sawah yang luas, dengan pemandangan pegunungan yang hijau merupakan kenikmatan tersendiri saat berkunjung ke Gampong Nusa.

Pj Geuchik Nusa, Khaidir kepada saya menyebutkan. Wisatawan yang berkunjung ke Nusa tidak hanya sekedar melihat suasana gampong, mereka berharap dengan adanya tamu bisa menjadi nilai tambah silaturahim, saling bersaudara. Ia mengaku sampai sekarang kerap berkomunikasi dengan tamu tamu yang sudah datang ke Nusa.

Senja perlahan turun, suasana sejuk kian terasa. Saya kemudian memilih mandi di sungai kecil di belakang Meunasah Gampong Nusa, beberapa anak-anak melonjat ke sungai dari atas pohon besar yang tumbuh di pinggir sungai. Suasana ini ingatkan saya puluhan tahun silam semasa kecil bermandi di sungai Peusangan, Bireuen.

Tertarik berkunjung ke Gampong Nusa? Tak ada salahnya anda mengajak serta keluarga, bisa menginap di rumah rumah warga.