KITABMAOP

Untuk Mengingat Dan Melawan Kesepian

Post Top Ad

#hastek

ESSAI (70) BERITA MEDIA (47) CATATAN HARIAN (47) GoBlog (12) PUISI (11) CERPEN (8)

26 May 2016

5/26/2016 09:34:00 AM

Lima Jam Bersama Nezar Patria



Saat saya datang,  ia menyambut saya dengan ramah, mempersilakan duduk. Ia ikut memanggil pelayan di warkop untuk memesan kopi buat saya. Saya benar benar merasa sangat dihargai sekali, sore itu seiring senja perlahan turun. Suara pengajian dari corong microfon masjid, waktu magrib semakin akrab.

Sejam kemudian, datang temannya yang lain. Karena meja tempat kami mengobrol sudah penuh, ia ikut bantu geser meja lain untuk digabungkan dengan meja kami duduk semula. Tidak ada kesan canggung sedikitpun. Bagi saya, ini pelajaran hidup yang begitu penting tentang karakter teladan seorang tokoh dalam menghargai orang lain.

Lelaki itu dikenal bernama Nezar Patria, kelahiran Sigli. Setamat SMA di Bandaceh, ia jadi mahasiswa di Filsafat UGM, Jogya. Pasca reformasi, menyelesaikan Magister di London, Inggris. Sebelum era tahun 1998,  Nezar ikut mendirikan Partai Rakyat Demokratik pada tahun 1996. Terlibat sebagai pemimpin gerakan mahasiswa dalam menentang rezim orba penguasa kala itu, Suharto.

Nezar pernah jadi korban penculikan aktivis yang menuntut reformasi tahun 1998. Saya membaca tulisan "Kesaksian Nezar Patria" disebuah situs media internet, tentang kronologis penculikannya masa sebelum reformasi 98.


Bakda tsunami dan amuk peluru reda sementara dengan pusat (Jakarta) saya mengenal namanya dari koran. Membaca tulisan jurnalistik dan essainya di media cetak dan digital.

Di sebuah warkop, malam itu saya benar benar beruntung. Bisa duduk ngobrol dengan waktu yang lama, 4 jam lebih bersama Nezar Patria. Melalui seorang Sastrawan Aceh, Azhari Aiyub saya akhirnya berkesempatan ngopi bersama Nezar Patria, bahkan pada dua buah sore sekaligus. Nezar kebetulan berada di Banda Aceh, menghadiri undangan sebagai pemateri jurnalistik di sebuah kantor penghambat populasi penduduk itu.

Dulu, mengenal namanya lewat tulisan paling membekas dalam ingatan saya; Sejarah Mati di Kampung Kami. Tulisan itu saya baca dua bertahun kemudian di Majalah TEMPO edisi terbit Januari 2005. Dua minggu pasca gempabumi dan tsunami Aceh 2004. Pembuka tulisan itu begitu dramatis. Ia memang lihai dalam tulisan-tulisan naratif. kalimat pendek, padat dan tegas.

Mardiyah Chamim, temannya  sesama jurnalis di Majalah Tempo kemudian menerbitkan sebuah buku “Sejarah Tumbuh Di Kampung Kami” catatan tentang Aceh pasca tsunami, diterbitkan oleh Yayasan Air Putih, tahun 2005. Saya mendapatkan buku itu sewaktu mengikuti workshop menulis Seuramoe Teumuleh, akhir 2006.

Dulu saya mengira Nezar Patria  sosok yang pendiam tak banyak bicara. Nyatanya, dugaan buruk saya itu salah besar. Di media internet, foto-foto wajahnya tak tampak seorang humoris, jarang saya lihat dengan foto kala ia tersenyum. Tapi tidak juga terkesan wajahnya sangar. Tulisannya tak tampak sebagai tulisan lelucon dan mengandung humoris, tak juga satir.  Ia menulis banyak essai, laporan jurnalistik panjang, puisi-puisi kerap hadir di ruang budaya koran nasional, Harian Kompas dan Koran Tempo pernah saya baca beberapa kali. Kini ia sebagai anggota Dewan Pers, malang melintang sebagai wartawan di banyak media massa. Nezar banyak mengurusi media digital sebagai jajaran redaksional.

Dengan saya beda umur 12 tahun, tapi difoto wajahnya masih sangat muda. Mungkin inilah efek hidup orang bahagia dan banyak humornya. Raut wajah tak berkesan mengkerut. Ia begitu menghargai lawan bicaranya. di Aceh, saya tau banyak aktivis dan kaum gerakan yang belajar kepadanya sejak masa sebelum hingga reformasi, bahkan sampai sekarang.

Sekitar dua tahun yang lalu, dari seorang teman yang kuliah di Jogja, saya tau Nezar Patria ternyata tak hanya jago dalam meramu kata-kata, tapi juga lihai dalam meramu bumbu-bumbu masak di dapur, ternyata ia seorang yang jago memasak.

Ini kali ke empat saya bertemu dan bisa berdiskusi banyak hal, sekali lagi; Saya sungguh beruntung. Tak ada diskusi di meja kami yang benar benar serius, kebanyakan lelucon dan cerita cerita lawak kerap muncul dari obrolannya. Nezar Patria sangat humoris saya kira, leluconnya kerap kali jadi bahan tertawaan kami. Bahasa Aceh-nya masi logat khas sebagai orang Aceh, tak berkesan kalau ia telah lama  bermukim di Pulau Jawa.

Tahun 2014 lalu masa penyusunan kabinet menteri Jokowi-JK, namanya digadangkan-gadangkan sosok kuat yang akan dipilih Jokowi jadi Menkominfo. Ia pernah menjadi Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) pusat. Pemimpin redaksi di banyak media bernama di Indonesia, kali ini periode kedua ia dipercayakan sebagai anggota Dewan Pers. Pasca reformasi 98 Nezar lebih memilih jadi Wartawan di Majalah TEMPO sekian lama. Nezar kerap hadir dibanyak kampus sebagai pembicara pada kuliah tamu, umumnya tentang tema jurnalisme.

Terimakasih Bang Nezar atas waktu dan kesempatan ngopi dan berdiskusi, membahas hal-hal lucu, tentang sastra dan jurnalisme. Saya benar-benar beruntung malam itu []

20 May 2016

5/20/2016 12:15:00 AM

Mau Berkunjung Ke Rumah Calon Mertua, 5 Hal Ini Patut Kamu Ketahui

via i.ytimg.com

Berkunjung pertama sekali ke rumah calon mertua adalah hal yang paling menegangkan nan berkesan bagi Anda yang ingin berumah tangga bersama sang kekasih. Tak perlu ketakutan saat diundang ke rumah calon darabaroe.

Beberapa hari sebelumnya, teman saya baru saja hadir atas diundang ke rumah calon mertuanya. Saya ingin berbagi pengalaman itu kepada Anda sekalian, bisa dipercaya bisa tidak. Si Teman mengajak saya bertemu pada sebuah warung kopi, saya menawarkan warkop yang tersedia akses waifi. Sebab mau mengirim surat melalui internet yang ukuran agak besar. Siapa teman itu, ini jadi rahasia. Hehe.

Berikut ini beberapa yang saya ingat sewaktu berdiskusi dengannya, bukan pengalaman pribadi dan belum pernah juga ke rumah calon mertua. Haha. Tetapi saya hanya menuliskan beberapa hal yang menurut saya pantas dan layak diperhatikan untuk kaum pria lajang yang akan berkunjung ke rumah calon mertua, 5 hal yang patut kamu ketahui, diantaranya:

1. Berpakaian Sopan dan Rapi
Jika hari biasanya kamu suka memakai baju yang menurut orang lain dianggap kurang sopan, bergaya preman dan sejenisnya. Sebaiknya pikirkan tentang celana dan pakaian sopan dan rapi. Potong rambut yang rapi. Pakai baju kemeja, jangan pakai kaos oblong. Celana jeans boleh saja dipakai, asal bukan celana jeans yang sobek.

Pakai sepatu yang sederhana saja, jangan terlalu mencolok. Usahakan tidak banyak memakai aksesoris gelang dan cincin yang berlebihan. Jam tangan bisa digunakan, tapi saat berbicara nantiya, jangan sering kali melihat ke jam tangan. Nanti kamu dikira tidak betah bertamu. Jangan gunakan minyak wangi yang terlalu mencolok.

2. Datanglah Tepat Waktu
Datang tepat waktu yang telah disepakati adalah pilihan yang tepat. Jangan sampai momen pertama kali ini kamu datang terlambat dan calon mertua harus menunggu berjam-jam. Bawa kenderaan yang biasa kamu gunakan, jangan sampai harus rental mobil segala demi terkesan tampak seorang pemuda kaya dan mewah. Kamu harus ketahui, sang calon istri tentunya sudah menceritakan sekilas tentang pribadi dan kehidupanmu sama orang tuanya.

3. Bawa Bingkisan Tangan?

Ini mungkin perlu kamu pertimbangkan baik-baik apa oleh-oleh yang akan kamu bawa. Lebih baik bertanya pada sang kekasihmu tentang makanan yang disukai oleh calon mertua. Kue atau buah-buahan bisa jadi pilihan, tidak perlu yang bermewah-mewah sekali.

Saat memasuki halaman rumahnya, jika membawa motor jangan pakai knalpot yang bising. Jalan dengan gagah. Tak perlu melihat ke semua arah dan halaman rumah. Ketuk pintu rumahnya sambil ucapkan salam. Saat pertama bertemu, waktu bersalaman, membungkuk sebagai tanda kamu orang yang menghormati orang tua. Sampaikan salam dari pihak keluargamu, katakan tadi sempat meminta izin sebelum kamu ke rumah sang calon mertua.

Jangan masuk dulu sebelum dipersilakan. Duduk dengan tegap, jangan selonjoran dan menaikkan kaki. Jika perokok, jangan merokok saat bertamu. Jangan pegang telepon seluler. Mata jangan melengak lengok ke seluruh ruangan. Saat dibawa minuman, tunggu sampai dipersilakan meminumnya. Jika diajak makan siang/malam, usahakan menolak dengan halus jangan membuatnya tersinggung. Jikapun terpaksa, jangan menyudahi makan sebelum sang calon mertua menyelesaikan makanannya.

4. Berbicara Jujur dan Mendengarkan Pembicaraan.
Saat diajak berbicara. Ikuti saja arah pembicaraan dan lebih banyak mendengarkan dengan seksama. Berprilaku sopan sebagai seorang tamu. Perasaan malu tentu dibolehkan, asal jangan malu-maluin. Katakan dengan jujur tentang kehidupanmu dan keadaan keluargamu. Lebih banyak mendengarkan. Jangan sampai berdebat pada satu topik sampai ngotot kamu harus menang.
Jika ada pembicaraan mengenai waktu tunangan dan nikah, jawablah kamu akan membicarakan dengan pihak keluargamu lebih dulu. Perbanyak senyum dan duduk tegap, sebagai bagian kamu bisa menyakinkan sang camer sebagai pria yang bertanggung jawab atas masa depan anaknya kelak. Jangan sampai selonjoran dan tidur dikursi ruangan tamu.

5. Jangan Bertamu Terlalu Lama, Pamit Pulang
Waktu dua jam adalah sudah sangat maksimal bertamu. Sebelum pulang, ada baiknya kamu juga perlu tahu bagaimana kondisi dapur dan isi kamar mandi sang rumah calon mertua. Ini penting menurut saya. Bagaimana caranya?

Minta permisi sementara waktu untuk ke kamar mandi. Karakter seseorang bisa dinilai dari isi keadaan kamar mandinya, biasanya berdekatan dengan dapur, kamu bisa melihat suasana dapur sang calon mertua, ini akan lebih baik lagi.

Saat permisi pulang, minta maaf jika ada pembicaraan yang kurang berkenan dihatinya. Sampaikan salam dari kedua orang tuamu dan ucapkan terimakasih atas perjamuan. Katakan juga bahwa kamu senang diundang dan jadi tamu spesial pada hari itu.

Demikian beberapa tips dan saran bagi kamu yang segera dan akan bertamu ke rumah calon mertua untuk pertama kalinya. Sekali lagi, ini hanya tips dan saran, bisa ada banyak saran lainnya yang mesti kamu ketahui dari teman yang sudah berpengalaman. Soalnya saya hanya menuliskan hal-hal mendasar saja yang saya dapat inspirasi dari berbagai sumber lisan dan tulisan. Belum pengalaman sih. Selamat berjuang, kawan [ sumber: acehfame.com / 17 Mei 2016]

11 May 2016

5/11/2016 01:27:00 AM

Pertama Kali BeKraf Gelar Workshop Menulis dan Fashion Aceh

Kadisbudpar Aceh Saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara workshop menulis

Banda Aceh – Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) bekerjasama dengan Badan Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Aceh-Sumatera Utara menyelenggarakan workshop penulisan pemberdayaan komunitas ekonomi kreatif dan workshop fashion, di Hotel Mekkah, Senin-Selasa, 9-10 Mei 2016.

Workshop yang diikuti oleh lebih 150 orang tersebut diselenggarakan oleh Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan BeKraf.

Kepala BPNB Aceh-Sumut, Irini Dewi Wanti menyambut positif kegiatan tersebut. Workshop itu dibagi dalam dua kategori; menulis dan fashion. Melibatkan para komunitas, pegiat fashion dan lembaga menulis dari Banda Aceh dan Aceh Besar.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh (Disbudpar), Reza Fahlevi saat membuka acara itu menyampaikan apresiasi kepada BeKraf karena merupakan ini yang pertama sekali BeKraf menyelenggarakan acara di Aceh.

“Penting bagi kami di Aceh. Sebagai mana kita ketahui, Bekraf adalah pendukung parawisata, dalam meningkatkan insan yang kreatif maka perlu didukung dengan kegiatan-kegiatan seperti ini,” ujar Reza.

Selain diisi oleh narasumber dari Kepala BPNB Aceh-Sumbur, Workshop penulisan diisi dengan narasumber dari nasional, FX Rudi Gunawan, Aulia Halimatussah, sedangkan narasumber workshop fashion Siti Kusuma Nugraheni, Mukhirah dan Khanaan Shamlan. [ teropongaceh.com]

07 May 2016

5/07/2016 10:42:00 AM

Dosa Kota, Dosa Kita.


Idrus Bin Harun, saat proses instalasi fadbook di Bivak. Poster FKK saya ambil dari page fesbuk Festival Kota Kita
Jika masih berpikir hanya seorang Teknik Sipil dan Arsitek yang berhak bicara dan rancang tentang sebuah jembatan, kalian salah besar. Seorang yang suka memancing ikan berhak didengar suaranya tentang jembatan, seorang pemuda yang menikmati senja bersama kekasihnya di atas jembatan berhak ikut bicara, bahkan seorang yang patah hati sekalipun berhak di dengar suaranya tentang jembatan yang asyik untuk ia bunuh diri (mungkin).


Dua Minggu sebelum acara Festival Kota Kita (FKK), saya mengetahui soal ini dari Idrus Bin Harun. Ia diminta oleh seorang penggagas acara itu, Tito namannya, -lulusan Magister Tata Wilayah Kota dari Australia- untuk membikin sebuah instalasi seni rupa. Instalasi itu untuk dipajang di Ruang Taman Hijau (RTH) Lambung, Meuraxa. Sebagai pendukung kegiatan FFK yang dilaksanakan sejak Sabtu-Minggu, 7-8 Mei 2016.


Idrus membikin instalasi yang diberi nama fadbook ini di markas Bivak Emperom, tempat kami biasa berkumpul dan berbicara tentang hal-hal hidup untuk menghilangkan suntuk. Saya tidak menemukan alasan yang pasti atas Idrus membikin instalasi berbentuk Huruf F,  dengan identik font tulisan fesbuk ini karya Idrus Bin Harun yang didesain dan dikerjakan Idrus seminggu lebih di markas Bivak Emperom. Sendirian. Saat saya tanya kenapa dia membikin huruf F, Idrus tak menjawab pasti. Ada ilustrasi di badan huruf F itu. Duga saya kemudian, huruf F sebagai icon dari kata Festival; Kota Kita (FKK). Tapi Idrus tak mengiyakan. Seni rupa bisa ditafsir dari berbagai sudut.

Saya tetiba teringat judul album lagu; Dosa, Kota, Kenangan. Milik sebuah Band Indi asal Kota Surabaya, SILAMPUKAU. Lagu itu dengan lirik sang musisi menjelaskan soal kotanya. Di Aceh, ada Fuady Keulayu yang menyanyi lagu Jak Lom U Banda.

Semalam, saya kebetulan membaca status facebook salah seorang yang jadi inisiator penggagas acara yang melibatkan 60 lebih komunitas muda kreatif di Banda Aceh ini. Ini menulis;

"Kalau nanti di masa depan anak aku tanya: Hal apa yang paling berkesan buat Bapak di penghujung muda? Jawabannya adalah menjadi bagian dari acara kolaborasi warga Festival Kota Kita ini"

Itu status fesbuk saya baca diakun Asrul Sidiq, satu muda dari sekian muda lain penggagas FKK ini. Asrul lulusan Magister di Asian Institute of Technology, studi Lingkungan dan Sumber Daya. Kini ia mengajar di Universitas Syiah Kuala.

Ia salah satu penerima manfaat beasiswa dana pemerintah Aceh di bawah kelola LPSDM. Saya baru temukan ini satu dari ratusan mahasiswa/alumni LPSDM yang bertanggung jawab atas nasib kemajuan daerahnya, pasca dibiayai sekolah oleh pemerintah daerah, pulang dan berbagi/bergerak bersama warga kampung di sini. Yang lain, mungkin saya tidak tau dan tidak menemukan data alumni atas kerja kerja sukses mereka untuk Aceh dari ratusan milyaran anggaran yang telah dibiayai kepada mereka oleh pemda Aceh via APBA.

Kota ini bukan milik sekelompok elit yang haus kekuasaan untuk melanjutkan kuasanya. Tren kota dibangun oleh anak anak komunitas jadi menarik, seperti di Bandung. Pemerintah hanya memfasilitasi kerja kerja kreatif warga komunitas untuk berkarya. Tinggal hanya, bagaimana energi komunitas ini diarahkan pada hal hal yang kreatif untuk membangun kota. ada ratusan komunitas kreatif di sini, umumnya mereka masih muda dan bergairah berkarya.

Sore kami berkunjung ke RTH Lambung, Fuadi Keulayu akan berhikayat esoknya di pembukaan FKK ini

Kota ini mesti beradab, jadi kota kenangan bagi yang singgah sementara. atau jadi kenangan puluhan tahun akan datang saat Asrul akan menjawab pertanyaan anaknya suatu hari kelak. Asrul itu sampai saat ini setau saya masih lajang mulia dan poduktif, ukhty-ukhty tebarkan kode keras merebut perhatian bagi abang dosen ini. piss, bro Asrul!

Tadi sore saya sempat berkunjung ke RTH Lambung, Meuraxa. Saya bertemu dengan banyak teman-teman muda kreatif mewakili dari berbagai komunitas. Selamat berfestival warga kota kita. Saya tau ada banyak kerja-kerja atas inisiatif sewaktu persiapan acara ini. Tentu kekuarang di sana sini hal biasa dan lazim tiap sebuah acara.
RTH Lambung, Lokasi FKK
Banda Aceh kota seribu dosa dan seribu lilin kata orang-orang. Jangan ngebut di jalan, sebab banyak lubang di saat para kuasa atas nama pemerintah sibuk mengurus lubang yang berjalan jalan. Kota ini yang katanya kota pusaka, kota madani perlu memenuhi hak-hak dasar bagi warga yang tinggal dan bayar pajak untuk negara ini. Kota ini bisa bebas dari soal dasar krisis listrik dan air bersih. Agara definisi sebagai kota madani yang diusung oleh elit bisa benar benar dirasakan oleh seluruh warga yang singgah dan pernah tinggal di sini.


Banda Aceh mesti jadi kota kenangan bagi yang singgah sementara. Kota yang nyaman untuk orang orang yang hidup di kota ini. Mesti jadi kota yang beradab walau masih banyak dengan prilaku dosa para orang orang yang tidak perduli atas nasib kota ini.Semoga, jadi kota yang damai; kota milik semua, menjaga toleransi seperti warna warni pada gambar instalasi fadbook karya Idrus Bin Harun. Sebagaimana Idrus menulis disalah satu sudut instalasi itu.  

"Banda Maya; Banda Maya adalah kota rekaan. Di sana, singgah bermacam budaya. Kita merayakannya dengan gempita. Hadir di sana tanpa bekal toleransi yang cukup. Bisa bisa terusir. Banda Maya selalu sejuk dan terang. Kebutuhan dasar warga terpenuhi selalu. karena kita cakap mengelola. Banda Maya dirindukan, didoakan dan tak jarang dikeluhkan. Dan FATBOOK ini mewadahnya. Mari Bahagia. Komunitas Kanot BU

[]

Malam Minggu, 7 Mei 2016. Warkop yang riuh, dan hal-hal lain


05 May 2016

5/05/2016 10:03:00 PM

Sekian Lama Jomblo, Pemuda Aceh Ini Nikahi Gadis Suriah

@page facebook: KBRI Damaskus

Damaskus - Di tengah amuk perang dan riuh roket para serdadu antar kedua kubu yang sekian tahun bertikai di Suriah, konflik antar saudara rakyat Suriah, seorang Pemuda Aceh bernama Munawar Juanan Raden menikahi gadis Suriah bernama Dauha Muawiyah Kharraji.

Resepsi pernikahan dua insan manusia berbeda budaya dan bangsa itu berlangsung di Aula Kedutaan Besar RI Damaskus, Selasa, 3 Mei 2016 waktu setempat. Linto Munawar menikahi Duaha dengan mahar 500 hafalan hadist.

Uniknya, Linto dan Darabaro itu menggunakan baju motif adat Aceh. Dalam foto di akun KBRI Damaskus juga terlihat, corak baju kedua mempelai sangat khas Aceh. Hingga penggunan payung kuning sekalipun, sebagaimana tradisi resepsi pernikahan di Aceh.

Acara yang cukup meriah tersebut dihadiri oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Damaskus, Dubes RI Damaskus Djoko Harjanto, kerabat dekat kedua mempelai. Linto Munawar adalah seorang staf Kedubes RI di Damaskus. Damaskus adalah ibukota dari Negera Suriah yang sedang dilanda amuk perang antar saudara. Terjadi pergelokan rakyat atas rezim presiden Bashar al- Assad.  Kota Damaskus termasuk salah satu kota yang sedikit aman dari, kota ini masih dikuasai oleh Pemerintah Suriah.

Siapakah Sosok Munawar, Pemuda Aceh Tersebut? 

Sosok Pemuda Aceh yang lagi heboh di media sosial karena menikah dengan gadis Suriah ternyata benar benar orang Aceh. Munawar Juanan Raden, pemuda Aceh yang bekerja sebagai salah seorang staf di Kedutaan Besar RI untuk Suriah.

Foto-foto pernikahan mereka menjadi perbincangan hangat di media sosial dan banyak mendapat pujian dari para nitizen. Foto kedua mempelai, sang Linto memakai baju khas adat Aceh, begitu juga dengan gadis Suriah yang memakai baju bermotif Aceh.

Siapa sosok pemuda tersebut? Munawar ternyata berasal dari Sabang, Pulau yang penuh dengan pesona keindahan alam wisatanya. Saya beruntung mendapat informasi dari seorang jurnalis di Banda Aceh, Nur Safri. Menurut cerita Nur Safri, Munawar adalah anak seorang Guru di SMPN Sabang.  Ibunya  yang bernama Tjut Wardah, Guru Agama Islam di SMPN 1 Sabang.

Sosok ibu yang memakai baju coklat berjilbab krem, adalah Ibunda dari Munawar yang mendampinginya. Saya yakin, akan bahagia sekali sang Ibu tercinta saat bisa menjadi sakit atas pernikahan putranya tersebut.


| dok. KBRI Damaskus

Menariknya dari nasihat sang Dubes RI untuk Suriah itu disebutkan nasihat pernikahan yang cukup penting bagi keberlangsungan kedua mempelai ini. Tertarik menikah dengan Gadis Suriah? siapkan 500 hafalan hadist atau hafalan 30 juzz :) []