KITABMAOP

Untuk Mengingat Dan Melawan Kesepian

Post Top Ad

#hastek

ESSAI (70) BERITA MEDIA (47) CATATAN HARIAN (47) GoBlog (12) PUISI (11) CERPEN (8)

27 April 2015

4/27/2015 10:04:00 AM

Nangkring SaatnyaNonTunai, Bandar Publising Wakafkan Buku Untuk Kompasiana

Kompasiana bekerjasama dengan Bank Indonesia(BI) menggelar kegiatan “Jelajah Non Tunai Bersama Bank Indonesia” sebagai bagian dari Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dari BI. Acara nangkring itu berlangsung meriah dan seru di Aula BI Perwakilan Aceh, Sabtu (25/04/2015)

Kegiatan itu dihadiri oleh seratusan lebih kompasianer di Aceh. Acara dipandu dengan kocak oleh Iskandar Zulkarnen yang akrab disapa Isjet. Sang admin dari kompasiana. Tanah Aceh bagi Isjet tidak lah asing, ini yang kesekian kalinya ia menginjakkan kakinya di Banda Aceh. Pada tahun 2011, Kompasiana juga mengadakan acara Blogshop Kompasiana bersama Telkomsel di The Pade Hotel. Isjet hadir menjadi pemateri tentang perkembangan media sosial era sekarang ini. 

Jelajah Non Tunai Bersama Bank Indonesia menghadirkan empat pemateri dari Jakarta. Menariknya hadir salah satu pemateri dari Bank Indonesia, Teuku Munandar. Pemuda yang juga kompasianer kelahiran Pagar Air Banda Aceh sekarang ini bekerja di staf salah satu deputi di BI Pusat. 

Pemateri menjelaskan tentang betapa pentinya dimedia sekarang ini untuk melakukan transaksi non-tunai berupa kartu elektronik. 

Sejak dicetuskan Gerakan Nasional Non Tunai pada tanggal 14 Agustus 2014 di Mangga Dua, Jakarta, Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi penggunaan uang elektronik kepada masyarakat. Indonesia merupakan negara yang cukup tinggi dalam gunakan transaksi tunai jika saja dibandingkan dengan negara Asia yang lain. 

Transaksi uang tunai sendiri mempunyai kelemahan misalnya susah dibawa, terus transaksi tidak tercatat pada sistem, lalu kalau kirim uang ke rekan, jadi lama waktunya. Contoh itu misalnya ada orang tua dari pedalaman, akan susah kirim uang ke anaknya di kota, tetapi dengan adanya kartu elektronik non tunai, maka tinggal mengirim sms saja. Lebih mudah. 

Lalu manfaat dari penggunaan uang non tunai itu lebih mudah dan praktis, ada banyak pilihan jenis pembayarannya. tercatat dalam sistem transaksi, dan juga akan membantu pemerintah dalam perencanaan keuangat yang tepat atau akurat.  Masyarakat tak perlu takut pada keamanan teknologi chip yang cukup aman pada kartu tersebut. 

Lalu gimana kalau kita ingin dapatkan kartu elektronik non tunai tersebut? Mbak Susi dari Lembagay Keuanga Digital (LKD) menyebutan bahwa dari data BI, baru sekitar 36 persen orang Indonesia yang gunakan rekening bank. Dalam mendukung program ini, BI terus bersosialisasi kepada masyarakat dalam informasi tentang cara mendapatkan kartu elektronik non-tunai. Kita bebas memilih produk kartu tersebut dari berbagai bank konvensional yang sudah melakukan program e-kartu non tunai. 


Dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia sebagai penjual buku keliling di Bandar Buku saya mewakili Penerbit Bandar Publishing memberikan paket buku kepada Pepih Nugraha [COO Kompasiana]. Wakaf Buku ini sebagai simbol atas deklarasinya Komunitas Kompasianer Aceh [KKA] dan sebagai cikal bakal berdirinya Pustaka Kompasiana dan dimulai dari Aceh, demikian kata Pepih Nugraha.
Bandar Buku pagi tadi bersama beberapa lembaga lain melakukan peluncuran Gerakan Wakaf Buku Untuk Aceh di Museum Aceh. Aceh sebagai daerah modal model, rujukan bagi Republik Indonesia dalam banyak hal. Jika tamu dari Pulau Jawa dan Pulau Lainnya datang ke Aceh diberi hadiah batu giok, kami menggantikannya dengan pemberian buku. Semalam saya juga dapat hadiah buku Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang, karya Pepih Nugraha. Teurimong gaseh yang cukup besar Bang, saya sangat beruntung sekali.

4/27/2015 07:31:00 AM

Komunitas Kompasianer Aceh Dideklarasikan

Sesi Foto Kompasianer Aceh bersama Admin Kompasiana, Bank Indonesia dan Beberapa perwakilan bank di Aceh | foto @iloveaceh    
Banda Aceh – Komunitas Kompasianer Aceh (KKA) akhirnya terbentuk di Banda Aceh. Deklarasi itu dilakukan pada acara Jelajah Non Tunai Bersama Bank Indonesia (BI) yang berlangsung di Aula BI Perwakilan Aceh, Sabtu (25/04/2015)

Inisiatif itu awalnya muncul dari hasil kopi darat beberapa kompasianer Aceh yang minum kopi bareng Pepih Nugraha, Iskandar Zulkarnen, admin kompasiana dan teman-teman kompasianer Aceh lainnya di Warung Kopi Solong Mini, Banda Aceh, Jumat malam (24/04/2015. Awalnya seorang blogger senior Aceh, Taufik Al Mubarak yang memunculkan nama itu dalam obrolan diwarkop yang berlangsung hangat dan penuh cerita.

Lalu Sabtu, saat acara Jelajah Non Tunai Bersama BI, wacana itu kian mencuat saat Taufik dalam sesi tanya-jawab dengan pemateri kembali melemparkan wacana tersebut dan disepakati oleh para peserta #nangkring #SaatnyaNonTunai.

Husaini Ende, kompasianer Aceh dan pegiat lembaga anti korupsi di Aceh menyambut positif atas lahirnya Komunitas Kompasiner Aceh ini. Ia menyebutkan, KKA sebagia bagian dari tempat para kompasianer di Aceh untuk saling berbagi informasi tentang menulis dan kegiatan kompasiana lainnya.

Iskandar Zulkarnen yang memandu acara #nangkring bareng #SaatnyaNonTunai juga menyambut positif atas deklarasi KKA ini. Ia menyarankan untuk lebih mudah dalam akses komunikasi sesama kompasianer di Aceh untu membuat grup di facebook sebagia tempat untuk bisa saling berbagi informasi, demikian harapan manajer kompasianatv yang akrab disapa Isjet tersebut.

Banda Aceh beruntung jadi salah satu kota dari lima kota yang dibidik oleh pihak BI dan Kompasiana untuk sosialisasi Jelajah Non Tunai Bersama Bank Indonesia. Bagi Isjet, Banda Aceh bukan tempat pertama kali ia menginjakkan kaki. Tahun 2011, dalam acara Blogshop Bersama Kompasiana, Isjet juga hadir sebagia pemateri. Lalu pada tahun 2014, Bang Is –sapaan akrab orang Aceh- mendapat kesempatan diundang oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh untuk memberikan materi menulis bagi para blogger-traveler di Hotel The Padee, Banda Aceh.

Acara Jelajah Non Tunai Bersama Bank Indonesia itu berlangsung sukses dihadiri oleh seratusan lebih kompasianer dan tamu undangan dari Bank Indonesia. Dari kompasiana juga hadir, Pepih Nugraha, Decky Fadhillah dan yang lebih menariknya, seorang kompasianer berasal dari Aceh dan juga karyawan BI Pusat, Teuku Munandar. Acara itu ditutup dengan makan siang bersama.

Perwakilan Kompasianer Aceh juga memberikan wakaf  buku bertema Aceh,   sumbangan penerbit Bandar Publising yang diterima oleh Pepih Nugraha dari Kompasiana. Pepih mengatakan, ini sebagai cikal bakal terbentuknya Pustaka Kompasiana. Hibah buku itu atas inisiasi beberapa kompasianer yang melobi Mukhlisuddin Ilyas, Direktur Bandar Publising yang juga seorang kompasianer Aceh. 

Pada hari yang sama, Bandar Publising dengan beberapa lembaga lainya di Aceh melakukan peluncuran Gerakan Wakaf Buku Untuk Aceh. Wakaf buku untuk kompasiana diserahkan  oleh Muhadzier, sebagai perwakilan Bandar Publising yang juga pedagang buku keliling Toko Bandar Buku []

22 April 2015

4/22/2015 06:31:00 AM

Tgk H Faisal Kembali Pimpin PWNU Aceh

Warga Muda NU Aceh memasang bendera untuk persiapan Konferwil XIII NU Aceh di Asrama Haji - Banda Aceh (17-19/04/2015)
Banda Aceh, NU Online - Peserta Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama XIII NU Aceh akhirnya bermusyawarah mufakat untuk meminta kembali Tgk H Faisal Ali sebagai Ketua PWNU Aceh periode 2015-2015. Untuk Rais Syuriyahnya, mereka meminta Tgk H Nuruzzahri Yahya.

Keinginan itu mencuat dalam pandangan dari pengurus cabang-cabang NU seanterao Aceh pasca penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PWNU Aceh periode 2009-2014.

Konferwil NU Aceh itu berlangsung secara akrab penuh kebersamaan, walaupun sebelumnya muncul beberapa nama kandidat ketua PWNU Aceh.

Konferwil XIII NU Aceh itu diikuti oleh 23 kabupaten dan kota di Provinsi Aceh. Forum ini berlangsung di Asrama Haji Banda Aceh sejak Jum’at-Ahad (17-19/4).

Forum ini dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj. Hadir pada malam pembukaan konferwil itu Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haytar, sejumlah kepala dinas, unsur OKP dan ormas di Aceh, pimpinan dayah, dan undangan lainnya.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Jakfar pada saat sambutan menutup Konferwil XIII NU Aceh berharap agar warga nadhlyin di Aceh menjadikan Aswaja sebagai pedoman dasar dan menjadi khittah perjuangan organisasi tersebut.

“Warga NU harus ikut serta dalam mengawasi program-program pemerintah terutama program di Kementerian Desa PDTT,” kata Marwan.

Marwan di hadapan 5.000 waga NU Aceh mengatakan bahwa kiprah NU sebagai organisasi sosial masyarakat dalam segala aspek kehidupan dari keagamaaan, ekonomi, politik, pendidikan, sosial-budaya, menunjukkan kemajuan yang sangat bagus. 

Penutupan Konferwil itu dihadiri oleh Wakil Gubernur Aceh Muzakkir Manaf, Walikota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal, pimpinan dayah, kepala dinas, dan pejabat-pejabat di Aceh lainnya. (Muhadzier/Alhafiz K | sumber: situs NU Online, Selasa 21 April 2015

21 April 2015

4/21/2015 05:37:00 AM

Lem Faisal Kembali Pimpin NU Aceh

Foto Bersama Rais Syuriyah PWNU Aceh, Waled Nu dan Ketua Tanfidziyah PWNU Aceh, Tgk H Faisal Ali, Asrama Haji (Minggu, 19/04/2015) | koleksi pribadi  

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Peserta Konferensi Wilayah kembali mempercayakan Teungku H Faisal Ali atau yang akrab disapa Lem Faisal untuk memimpin Nahdhatul Ulama Aceh periode 2015-2020.

Ketua Koordinator Komunikasi dan Informasi Konferwil NU Aceh, Muhadzdzier M. Salda menyebutkan, Lem Faisal ditetapkan secara aklamasi oleh para peserta kongres. Sedangkan Teungku Nuruzzahri Yahya atau Waled Nu dipercayakan sebagai Rais Syuriah PWNU Aceh.

“Beliau berdua mendapatkan dukungan penuh dan permintaan dari pengurus cabang se-Aceh untuk memimpin kembali NU di Aceh,” kata Muhadzdzier kepada acehkita.com, Ahad (19/4/2015) malam.

Konferwil NU digelar sejak 17 April lalu dan berakhir Ahad sore. Konferensi yang diikuti 375 peserta dari unsur PWNU, badan otonom, dan pengurus cabang ini dibuka oleh Ketua Umum PBNU Prof Said Aqil Siradj Jumat malam.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah, dalam sambutan pembukaan Konferwil, berharap NU dapat menghalau perkembangan ideologi kelompok radikal ISIS di Aceh. Selain itu, Gubernur juga berharap agar kalangan NU memberantas ajaran sesat yang meresahkan masyarakat.

Konferensi Wilayah NU Aceh ke-13 ini ditutup pada Ahad sore oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar. Ia berharap, kader NU Aceh agar tetap menjaga teguh pemahamanahlussunnah wal jamaah sebagai pedoman dasar dan menjadi khittah perjuangan organisasi tersebut.

Ia juga berpesan agar kader NU mengusung Islam yang damai dan rahmat bagi semesta alam. “Pegang teguh ini sebagai landasan kita, dan NU cinta damai,” ujar Marwan.

Selain itu, Marwan juga meminta kepada para warga NU agar ikut serta mengawasi program-program pemerintah, terutama program yang dijalankan oleh Kemdes PDTT. “Agar bisa berjalan maksimal dan tepat sasaran,” tukasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf berharap warga nahdiyin berkonstribusi aktif dalam mengisi pembangunan Aceh. “Dan tantangan-tantangan tersebut tentu tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah saja, tapi juga menjadi beban tanggung jawab kita bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk Nahdhatul Ulama,” kata Muzakir. [sumber: AcehKita.Com 19 April 2015]

07 April 2015

4/07/2015 08:49:00 AM

Kisah Nekat Penumpang Gelap di Roda Pesawat

capture situs berita viva.co.id, kisah penantang maut
Seorang pemuda misterius yang masuk ke ruang  roda pesawat Garuda Indonesia (GA117) dari Bandar Udara Sultan Syarif Kasim diketahui bernama Mario Steve Ambarita. Pria 21 tahun itu nekat menerobos masuk dalam kawasan terlarang, saat pesawat berhenti sebentar sebelum ambil ancang-ancang lepas landas. Ia ditemukan petugas Bandara Soekarno-Hatta dengan kondisi tubuh lemas dan hoyong saat berjalan dari pesawat, Selasa 7 April 2015 sore.

Mario berhasil jadi penumpang gelap di pesawat tujuan Pekan Baru-Jakarta bersembunyi dalam ruang roda pesawat. Beruntung dia selamat walaupun kondisi telinga berdarah, aksi nekat itu membuat tubuhnya. Tubuhnya terhoyong saat turun dari pesawat, petugas bandar udara langsung menangkapnya.

Dari situs kompascom diberitakan, Mario mengaku nekat melakukan aksi beresiko itu ke ruang roda pesawat karena ingin melihat Jakarta, tempat dia dilahirkan. Mario mengaku mempelajari aksi itu dari internet. Sewaktu pesawat akan lepas landasan, pesawat berhenti sejenak. Saat itu Mario langsung naik ke roda pesawat dan langsung masuk dalam ruang tempat roda pesawat. Ketika pesawat itu telah lepas landar, maka rodanya langsung masuk otomatis ke ruang roda. Bisa kita bayangkan, gimana sempatnya ruang itu, ia pasti terjepit. Pesawat Garuda itu terbang dari Pekan Baru - Jakarta selama satu jam lebih, pada ketinggian 36.000 kaki. Wow, sangat tinggi sekali.

Waktu pesawat mendarat dan sudah berhenti, seorang petugas melihat ada penumpang yang terhuyung-huyung lagi berjalan. Ia kemudian ditangkap, telinganya mengeluarkan darah. Ia dirawat di klinik kesehatan bandara. Saya bayangkan aksi itu seperti di film-film.

Cerita penumpang gelap menyusup ke ruang roda pesawat bukan pertama kali ini terjadi. Ada yang selamat ada yang terjatuh dengan kondisi bagian tubuh terpotong-potong. Setahun lalu, tepatnya pada April 2014 seorang remaja berumur 16 tahun warga Amirika Serikat keturunan Somalia nekat menyusup ke bandara San Jose, California akibat ingin menemui ibunya.

Ilustrasi penumpang gelap | grafis dailymail sebagaimana dimuat di poskotanews.com
Ia ingin sangat kangen pada ibunya di Hawaii. Remaja keturunan Somalia itu bersembunyi di roda pesawa yang terbang selama 5 jam dari California ke Hawai pada ketinggian 11.500 meter. Ia jadi penumpang gelap Pesawat Hawaian Airline akhirnya tertangkap petugas bandara dan berhasil dipertemukan dengan ibunya, setelah sebelumnya ia dirawat di rumah sakit karena kekurangan oxsigen dan kedinginan.

Kasus penumpang gelap yang menyusup ke ruang roda pesaat bukan kali ini pertama terjadi di Indonesia. Situs viva.co.id menyebutkan pada tahun 1981 seorang gelandangan yang mengaku dikejar anjing . Ia jadi penumpang gelap dan selamat dari perjalanan terbang Semarang-Jakarta. Sehari setelahnya ia dibawa terbang lagi ke Semarang, setelah diperiksa oleh tim medis, pria bernama Tarsono itu menderita gangguan jiwa. Setelah itu juga ada cerita yang lain soal kasus penumpang gelap di ruang roda pesawat. 

Menurut Data Administras Penerbangan Federal Amirika Serikat, sejak tahun 1947 sampai 2012 tercata ada 96 kasus penumpang pesawat tanpa tiket. Sebanyak 73 orang meninggal dunia dengan berbagai kondisi yang mengenaskan, ada yang terjatuh dari langit. Hanya 23 kasus yang selamat. Demikian sebagaimana saya kutip informasi dari situs viva.co.id. baca kisah selengkapnya di Kisah Penantang Maut.

Kasus ini sekian kali terulang. Pengamanan bandar udara oleh pihak Angkasa Pura harus diperketat. Bayangkan jika ada aksi teror yang dilakukan dengan menyusup masuk ke batasan area terlarang bagi manusia, dan itu dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, keselamatan penumpang harus jadi hal yang utama. Kasus Mario yang naik ke roda pesawat seharusnya dijadikan sebagai kajian untuk pengamanan bandar udara, disinilah peran dinas terkait.  [diolah dari berbagai sumber]


4/07/2015 06:35:00 AM

Gelar Konferensi Pers, Ini Agenda Konferwil XIII PWNU Aceh

Suasana Konferensi Pers bersama rekan rekan wartawan pra-Konferwil XIII NU Aceh, RUmoh Aceh Kupi Luwah, Jeulingke (Minggu, 5/04/2015)
Banda Aceh, NU Online Dalam rangka persiapan Konferensi Wilayah (konferwil) XIII yang akan berlangsung pada 17-19 April 2015 mendatang, PWNU Provinsi Aceh menggelar konferensi pers dengan sejumlah wartawan di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Ahad (5/4).

Tgk H Faisal Ali selaku Ketua Tanfidziyah PWNU Aceh dalam konferensi pers itu mengatakan serangkaian kegiatan Konferwil NU akan dilaksanakan pada 17-19 April 2015 di Asrama Embarkasi Haji Aceh di Banda Aceh.

"Dalam Konferwil ini akan hadir utusan PCNU yang berjumlah 23 kabupaten/kota di Aceh. Insya Allah juga akan dihadiri oleh Ketua Umum PBNU, Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA," ujar pria yang juga Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh ini.

Konferwil NU Aceh kali ini mengambil tema ‘Memperteguh Komitmen Nahdlatul Ulama untuk Aceh yang Islami, Bersatu, dan Bermartabat’. “Sejumlah kandidat sudah muncul selama ini, kami mengharapkan konferwil NU dapat menjadi contoh pesta demokrasi bagi warga nahdliyin di Aceh,” harap Tgk Faisal Ali

Sementara itu, Drs H Ibnu Sa'dan, MPd selaku ketua panitia Konferwil NU Aceh menyebutkan sejumlah persiapan telah dilakukan selama ini oleh panitia dalam rangka mensukseskan konferwil itu.

"Dalam rangka acara Konferwil, PWNU Aceh akan melaksanakan serangkaian kegiatan seperti ziarah ke makam tokoh-tokoh NU di Aceh, donor darah, seminar nasional, santunan kepada yatim-piatu keluarga warga Nahdliyin" Sebut Ibnu Sa'dan yang didampingi Ketua Steering Committe (SC) Tgk H Abdullah Basyah dan Wakil Ketua PWNU Aceh, Dr Bustami Usman, MSi.

Sejumlah kandidat Ketua PWNU Aceh telah muncul, diantaranya, Tgk H Faisal Ali, Dr H Bustami Usman, MPd, H Ramli MS, MSi, Dr H Syamsul Rijal, MAg, Drs H Ibnu Sa'dan, MPd. Sedangkan calon untuk Rais Syuri'ah Tgk H Nuruzzahri Yahya, Drs Tgk H Ghazali Mohd Syam, Dr H A Gani Isa, dan Drs H Abdullah Basyah. (Muhadzier/Fathoni)

sumber: NU Online, 7 April 2015

06 April 2015

4/06/2015 08:07:00 AM

Adik Saya, Menristek Dikti dan Sepatunya

Catatan harian ini berlebihan dan mungkin kalian akan jijik membacanya. Tetapi bagi saya penting mengingat momen ini. Entah kenapa saya tiba tiba iseng menggabung dua foto ini. Paling terharu lihat foto sebelah kiri, adik saya bersama Menteri Pendidikan Nasioanal 2009-2014, Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA dalam acara Maulid Unsyiah, Sabtu 4 April 2015. Adik saya Muarrief Rahmat penerima beasiswa Bidik Misi saat pertama dicetus tahun 2010 pada masa Menteri Moh Nuh. Kata Arief, ia mengucapkan banyak terimakasih atas kebijakan beasiswa Bidik Misi, hingga banyak anak-anak cerdas keluarga kurang mampu bisa mendapatkan beasiswa ini. Arif juga kasih tau ke Moh Nuh sudah selesai kuliah di FKIP Bimbingan Konseling Unsyiah 2010 wisuda Febuari 2015.

Foto sebelah kanan, saya bersama Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Prof. Drs. H. Muhammad Nasir, M.Si, Ph.D periode 2014-sekarang. M. Nasir adalah orang  NU, dekat dengan Gus Dur dan kerabat dengan Muhaimin Iskandar. Pada 2014 sebelum jadi Menteri dia baru saja menjabat Rektor Universitas Diponogoro (Undip).  M. Nasir berasal dari Ngawi, Jawa Timur.
Membaca doa diakhir acara silaturahmi 

Dulu Dirjen Dikti masa SBY-Budiono masih di bawah Mendiknas, era Jokowi-JK, Dikti digabung ke Menristek. Mendiknas tidak lagi mengurusi Perguruan Tinggi (Dikti), tetapi jadi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah yang saat ini dijabat oleh Anies Baswedan.

Tadi pagi dalam acara silaturahmi dengan Pengurus Nahdlatul Ulama Provinsi Aceh di Sekretariat PWNU Aceh-Lampeuneurut, Minggu pagi 5 April 2015. Silaturrahmi tadi pagi dengan seratusan warga nahdliyin Aceh berlangsung akrab dan sederhana. Menteri duduk lesehan di tikar pandan, makan nasi bungkus (bu prang), tak ada pengawalan ketat dari protokoler sehingga saya berkesempatan sedikit waktu mengobrol soal dikti dan semangatnya pada kaum muda NU.
Silaturrahmi Menristek M. Nasir dengan Warga Nahdlatul Ulama Prov Aceh
di Sekretariat NU Aceh -Lampeuneut, Minggu (5/4/2015)

Beliau cerita banyak hal soal program kerjanya selama ini dan misi akan datang dalam bidang riset teknologi dan pendidikan tinggi. Sepatunya yang dia pakai jadi perhatian bagi saya, saya foto, saya google sepatu yang dipakai Menristek, harganya di Zalora 1,6juta. Diskon jadi dapat 500ribu, foto sepatu itu saya pastikan sama dengan yang terlihat digambar saya gabung berikut ini:
foto sebelah kiri harga sepatu di zalora, sebelah kanan sepatu Menristek, dari hasil penelusuran
begitulah harga sepatu Menristek M. Nasir
Menristek Dikti ke NU Aceh disela-sela agenda kunjungan kerjanya ke Aceh sejak Sabtu-Minggu. Sabtu di Universitas Teuku Umar, Meulaboh dalam Dies Natalies UTU pertama sejak di Negeri. Minggu mengisi kuliah umum di UIN Ar Raniry, dan mengunjungi Universitas Abulyatama.

Ada yang sama dari dua foto ini? Banyak. saya suka melihat pada kesamaan gerak tangan saya dan adik saya, Arif. Ibu  kita ngak tau kalau kita sudah bertemu dan ngobrol sama Menteri. Hhaha